, , , , ,

Event Maritim Tingkatkan Kemampuan Anak Bangsa

17.49

Perkembangan teknologi yang semakin pesat menjadikan salah satu faktor bahwa pertumbuhan semakin cepat. Teknologi hadir menjadi sebuah cara unutk mempermudah manusia dalam melakukan sebuah hal. Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat tentunya indonesia pun harus mampu mengambil sikap dalam menangapi hal tersebut. Khususnya dalam bidang kemaritiman. Pasalnya ketika saat ini melihat inovasi mahasiswa dalam bidang maritim sangat banyak. Namun sayangnya semua itu hanya berhenti dalam tataran penelitian tugas kahir atau kompetisi karya ilmiah.
Mengapi hal tersebut tentunya dengan diangkatnya isu poros maritim menjadi hal penting pemerintah harus mampu mengakomodir karya mahasiswa maritim yang tersebar diseluruh indonesia untuk bisa dijadikan sebuah karya nyata yang bermanfaat bagi masyarakat. Memang kelemahan indonesia saat ini adalah hilangnya sebuah tahapan dari penelitian menjadi sebuah produk hampir di semua sektor tidak terkecuali maritim. Perlunya pemahaman yang kompleks dalam mengeluarkan sebuah produk mulai dari ongkos produksi, sebaran pasar dan lain sebagainya. Inilah yang seharusnya mampu dilihat oleh pemerintah jika memang isu poros maritim ingin segera diwujudkan.
Perkembangan teknologi dalam bidang maritim sebenarnya mampu didorong jika ada political will  dari pemerintah yang berpihak terhadap perkembangan teknologi khususnya maritim. Jika kita melihat dalam bidang perkapalan saja saat ini hampir ada sekitar 3 event besar tingkat dunia yang hampir setiap tahun diikuti oleh mahasiswa dari universitas ternama di Insonesia seperti UI, UNDIP dan ITS yakni Maritime Challenge (Eropa), Roboboat (USA), dan yang terayar adalah Solar Boat (belanda). Belum lagi bidang lain seperti perikanan, ilmu kelautan, bangunan lepas pantai dan lain sebagainya. Masing-masing event tersebut tentunya masih berjalan sendiri-sendiri tanpa mampu diakomodir oleh pemerintah sebagai pemegang kebijakan. Alhasil masing-masing univesitas berlomba sampai pada tataran event tanpa roadmap dan  arahan implementasi dalam tataran produk kedepannya.
Ketika kita melihat bahwa tujuan dari penyelengaraan lomba dari negara-negara luar tersebut merupakan upaya peningkatan kapasitas generasi muda, sekaligus menjadi ajang curi teknologi negara lain. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap apa yang akan dijadikan bisnis kedepan bagi negara-negara produsen untuk negara-negara konsumen. Inilah yang seharusnya mampu dilihat pemerintah bahwa sebenarnya pemerintah harus mampu mengakomodir gagasan tersebut dalam bentuk event untuk mempu mengeluarkan bakat dan skill generasi penerus yang sebenarnya cukup mumpuni. Pasalnya para perwakilan indonesia tersebut bukan hanya menjadi peserta dalam event-event internasional tersebut tidak jarang dari mereka yang menjadi juara mengalahkan negara lainnya.

Selain itu kerjasama swastapun menjadi penting sebagai salah satu faktor pertumbuhan ekonomi diindonesia. Belajar dari para penyelengara event internasional tersebut bahwa ternyata sponsor mereka adalah perusahaan swasta yang bekerjasama dengan pemerintah guna meningkatkan berbagai teknologi yang mereka sedang kembangkan. Salah satu contohnya adalah perlombaan Solar Boat yang akan diikuti UI dan ITS tahun ini. Panitia penyelengara merupakan perusahaan Energi yakni Bouwe de Boer yang sedang berupaya mencari energy alternatif bagi sarana transportasi. Solarcell mereka pilih menjadi sebuah topik yang mereka angkat untuk mendapatkan nilai efisiensi jika digunakan dalam jarak dan waktu tertentu sesuai dengan peraturan yang panitia sudah terapkan. Dari sinilah mereka akan mendapatkan masukkan serta gagasan sederhana dari mahasiswa dunia sekaligus untuk mengetahui sudah sampai mana teknologi solarcell dinegara lain. Dengan hal ini tentunya mereka tidak harus repot melakukan riset bertahun-tahun. Dengan jurnal atau pun proposal yang di berikan perserta maka dengan cepat mereka dapat menarik kesimpulan mengenai kemampuan negara lain dalam perkembangan teknologi solarcell, kemudian yang kedua dapat dengan mudah mengadopsi teknologi sederhana yang digunakan oleh negara lain untuk mereka kembangkan. Jika dilihat dari besaran hadiah yang digelontorkan pun hitungannya tidak besar ketika mereka mampu mempu menjadi produsen untuk teknologi solar cell ke negara-negara lain.
Konsep pengembangan melaui kerjasama pemerintah, swasta dan instansi pendidikan menjadi sangat penting jika kita melihat paparan tersebut. Belum lagi jika kita melihat konsep yang di gunakan oleh AUVSI (Association for Unmannaed Vehicle System International) merupakan asosiasi kendtaan tanpa awak dunia yang bermasrkas di amerika, berasal dari sebuah yayasan dan saat ini sudah berkembang menajadi industry besar dunia. Ternyata mereka sudah mulai mengembangkan teknologi robotik mulai dari usia SD sampai Mahasiswa. Tidak heran jika teknologi tanpa awak di amerika bukan sebuah hal baru. Pada 2012 mereka sudah mengadakan pameran kendaraan tanpa awak mulai dari Unmanned Ground Combat Vehicle, Unmanned Aircraft Systems, Unmanned Surface Vehicle, dan Unmanned Underwater Vehicle. Artinya teknologi yang mereka ciptakan sudah mulai dimengerti oleh para generasi penerus untuk mampu menyempurnakan apa yang telah mereka buat. Tentunya hal tersebut didukung oleh pihak pemerintah dan swasta yang menjadi sponsor utama. Maka tidak heran jika saat ini mereka sudah mulai memasuki tahap produksi masal dalam teknologi unmanned (tanpa awak).

Kita memang tidak bisa menutup mata tentang perkembangan teknologi yang begitu pesatnya terutama jika kita ingin menjadi poros maritim dunia. Tentunya kita harus mampu bicara mengenai teknologi yang mumpuni, selain itu kita juga dituntut mampu mengunakan teknologi tersebut disemua lapisan kalangan masyarakat indonesia agar produk tersebut bermanfaat dimasyarakat. Disinilah orientasi gagasan yang harus dibentuk bahwasannya keterbutuhan teknologi di Indonesia harus mampu disesuaikan dengan masyarakat yang ada di Indonesia jangan sampai berhenti pada tataran kalangan intelektual. Dari event tersebut knowledge mampu dibangun dengan memperhatikan keterbutuhan masyarakat indonesia. Konsep bottom up menjadi ideal jika pengembangan teknologi akan diterapkan kedepannya.

Sebuah harapan besar bahwa pemerintah maupun swasta dapat menangkap signal inovasi dari para generasi muda indonesia yang setiap tahunnya mengeluarkan ribuan karya. Meskipun sampai saat ini karya tersebut hanya berhenti dalam tataran penelitian. Pemanfaatan BPPT sebagai badan penelitian dan penerapan teknologi mampu dioptimalkan sebagai pusat dari inovasi teknologi indonesia. Harapannya dengan kolaborasi seluruh elemen bangsa indonesia mampu bicara banyak dalam bidang pengembangan teknologi khususnya kemaritiman sebagaimana visi dari pimpinan negara.

You Might Also Like

0 komentar

SUBSCRIBE NEWSLETTER

Get an email of every new post! We'll never share your address.

Popular Posts