, ,

Poros Maritim Merupakan Proses Menjadi Negara Maritim

18.42

Menjadi kekuatan maritim dunia memang bukan perkara mudah. Pasalnya berbagai infrastruktur harus mampu dan siap untuk mendukung berjalannya kebijakkan tersebut. Namun, untuk mencapai sebuah gagasan besar tentunya harus dilandasi dengan latar belakang kepentingan nasional yang kuat, yakni dengan cara melibatkan seluruh elemen yang akan menjadi penyokong lahirnya indonesia sebagai Negara maritim dunia. Poros Maritim merupakkan gagasan besar yang menjadi harapan semua kalangan untuk dapat indonesia bangkit dan menjadi raksasa maritim dunia. Sayangnya gagasan ini akan menjadi hampa jika ternyata pembangunan infrastruktur bukan diserahkan kepada anak-anak bangsa melainkan pihak luar.

Poros Maritim melambangkan kekuatan Indonesia dimata dunia melalui kemaritiman, hal tersebut mempunyai arti bahwa indonesia mampu menajdi pusat kekuatan maritim dunia, mulai dari kapasitas infrastruktur maupun Sumber Daya Manusianya. Tentunya untuk mewujudkan hal tersebut diperkuat niatan kuat dari pemerintah, yang bukan hanya mengorientasikan poros maritim kepada hasil capaian terbentuknya infrastruktur yang kuat, namun pemerintah juga harus menikmati proses yang berlangsung dengan kemampuan yang dimilki anak bangsa.

Menjadi poros maritim dunia merupakkan sebuah proses panjang perjalanan bangsa indonesia untuk menjadi kekuatan maritim dunia. Sumber Daya Manusia maritim seharusnya menjadi ujung tombak, semenjak gagasan tersebut dilontarkan oleh Presiden Jokowi. Dengan SDM yang kuat indonesia akan mampu menjadi Negara yang kuat dibidang maritim. Pemesanan kapal ke Negara asing menjadi evaluasi bagi perkembangan gagasan indonesia menjadi poros maritim dunia. Informasi dari BPPT sekitar 80 persen dari 13.224 unit kapal niaga yang beroperasi di Indonesia merupakan kapal impor dari Cina, Jepang, dan Korea, bahkan kapal buatan dalam negeri memiliki kandungan komponen impor 60 persen-70 persen. Sempat disampaikan bahwa kapal buatan dalam negeri relatif lebih mahal 10 persen-30 persen dibandingkan kapal impor. Selain itu, waktu produksi relatif lebih lama, karena minimnya dukungan industri komponen dan penunjang. Tanpa disadari layaknya sedang mengali kuburan dirumah sendiri, hal tersebut menyebabkan 198 galangan kapal nasional terancam bangkrut. Seharusnya gagasan poros maritim mampu mendongkrak industri kapal nasional dengan menggunakkan kapasistas kemampuan anak negeri sendiri dalam proses pembangunanya.

Selain itu dalam pembangunan infrastruktur 24 pelabuhan strategis untuk mendukung tol laut. Dimulai dari Sumatera ada 7 pelabuhan, Jawa 3 pelabuhan, Kalimantan 5 pelabuhan, Kepulauan Nusa Tenggara 1 pelabuhan, Kepulauan Halmahera 1 pelabuhan, Kepulauan Maluku 1 pelabuhan dan Papua 2 pelabuhan yang akan menghabiskan dana  243 triliun diserahkan ketiongkok. Dikutip dari Pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Republik Rakyat Cina (RRC) Xi Jinping 22 April 2015 di sela agenda Konfrensi Asia Afrika. Tentunya sangat disayangkan gagasan yang begitu besar poros maritim bukan menjadi sarana pelibatan anak bangsa dalam pembangunananya namun menguntungkan pihak luar. Hal ini layak menjadi evaluasi besar bagi perkembangan pembangunan Tol laut dalam agenda poros maritim indonesia.

Pembangunan maritim indonesia memang mati suri beberapa tahun lalu, gagasan poros maritim dunia yang didukung oleh pembangunan Tol laut menjadi oase bagi perkembangan maritim indonesia. Namun, sayang jika seluruh pembangunan melibatkan asing, orientasi hasil yang diharapkan membuat perjalanan menuju poros maritim dunia hanya sekedar infrastruktur bukan menjadi sarana pembelajaran anak bangsa untuk membangun negerinya melalui maritim. Ironis bertebaran ahli maritim indonesia, dan lembaga ilmu pengetahuan hanya menjadi symbol akademis bukan menjalankan fungsi sebagai lembaga yang dioptimalkan untuk membangun negeri.

Lantas bagaimana indonesia jika presiden tidak lagi bervisi maritim? Apakah maritim indonesia akan sama nasibnya dengan beberapa tahun lalu? bagaimana nasib maritim? Penanaman karakter dan gagasan maritim bukanlah alat politik untuk membawa kepentingan. Maritim merupakkan sejarah dan filosofi bangsa indonesia, yang telah hilang semenjak puluhan tahun silam. Seharusnya poros maritim menjadi harapan baru bangsa indonesia untuk menajadi raksasa maritim dunia, bukan menjadikan indonesia sebagai kurcaci kerdil yang tunduk pada kepentingan asing.

You Might Also Like

0 komentar

SUBSCRIBE NEWSLETTER

Get an email of every new post! We'll never share your address.

Popular Posts