,

Teknologi dan Pertahanan Laut Indonesia

07.59

Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan banyak berbatasan dengan berbagai negara di sekitarnya merupakan lokasi yang sangat rawan akan konflik perbatasan. Terlebih indonesia merupakan wilayah strategis yang  terletak dekat dengan beberapa titik jalaur pelayaran dunia, salah satunya adalah selat malaka, yang merupakan urat nadi perekonomian yang menjadi tanggung jawab tiga negara yaitu adalah indonesia, Singapura, dan Malaysia. Potensi besar yang dimiliki selat malaka sebenarnya sama pentingnya dengan Terusan Suez dan terusan Panama, karena selat Malaka membentuk jalur pelayaran terusan anara Samudra Hindia dan Samudera Pasifik serta penghubung tiga dari negara-negara penduduk terbesar seperti India, Indonesia dan Cina. Di samping itu potensi besar lainnya adalah sebanyak 1200 kapal melintasi selat malaka setiap harinya, 22 kapal super ultra large dengan mengangkut antara sperlima dan seperempat perdanganan laut dunia. Potensi besar ini seharusnya menjadi sebuah perhatian pemerintah dalam meningkatkan pertahanan laut indonesia.

Disamping Selat Malaka, Konflik Laut Cina Selatan merupakan isu hangat dan memerlukan penyelesaian secara komperhensif dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Makin pentingnya posisi indonesia dengan meningkatnya volume perdagangan merupakan sebuah potensi besar yang seharusnya mampu di dukung dengan kekuatan maritim yang memadai. Ini merupak sebuah realita jika sampai saat ini indonesia merupakan negara yan mempunyai potensi besar dalam jalur perdangangan di asia maupun di dunia. Tentunya hal ini membutuhkan strategi dalam menjaga keamanan dan perbatasan  indonesia melihat potensi besar yang dimiliki indonesia. Diplomasi Indonesia akan lebih efektif jika didukung dengan kekuatan militer yang handal dan memadai. Pasalnya kedepan konflik perbatasan yang terjadi kian meningkat hal ini di sampaikan oleh Kasal  Laksamana  TNI Marsetio.

Sebuah pemaduan unsur antara kekuatan militer dan diplomasi guna mengamankan kepentingan nasional merupakan kepentingan primer yang seharusnya mampu di sadari oleh berbagai pihak yang berperan saat ini. Penggunaan kekuatan Angkatan Laut dalam masa damai dan perang adalah praktik yang lumrah. Inilah yang dikenal dengan istilah gun boat (diplomasi kapal perang) dan selanjutnya muncul istilah naval diplomacy. Melihat hal ini keterbutuhan akan teknologi pertahanan merupakan sesuatu yang dijadikan sebuah prioritas melihat keterbutuhan kedepan yang sangat mendesak. Tentunya kedepan indonesia harus meningkatkan kekuatan pertahanan yang saat ini dimiliki, harapannya indonesia bukan hanya menambahkan kuantitas Alusista sebagai penjaga pertahanan pertama, namun mamapu meningkatkan kwalitas Alusista kedepannya. Dengan upaya membangun industri pertahanan negara yang maksimal harapannya ketergantungan terhadap asing dan hobi membeli peralatan bekas kedepannya mampu diminimalisir.

Melihat keterbutuhan yang sangat medesak tentang Alusista, angin segar pun datang dengan di tetapkannya Undang-undang Industri Pertahanan Negara (IPH). Sebuah harapan besar dalam bidang pertahanan diharapkan bukan hanya menjadi sebuah retorika semata melainkan menjadi sebuah hal inplementatif yang mampu menjadikan indonesia menjadi negara yang lebih bermartabat dalam permasalan keamanan dan pertahanan. Melihat grafik APDN tentang Alusista terlihat kian membaik dari yang sebelumnya 72,54 Triliun pada tahun 2012 saat ini menjadi 77 triliun pada tahun 2013 harapannya anggaran ini mampu terserap semuanya untuk meningkatkan Alusista Indonesia kedepannya. Walaupun secara kasat mata anggaran indonesia cukup tinggi namun, jika kita bandingkan dengan negara-negara tetangga yang mempunyai wilayah lebih kecil ternyata indonesia memiliki anggaran jauh lebih kecil dari negara-negara tersebut, menurut International Institute or Strategic Studies (IISS), Singapura pada 2011 memiliki pengeluaran sebesar US$9,66 miliar untuk belanja Alusista. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat ari negara tetangga lainnya seperti Thailand (US$5,52 miliar), (Malaysia (US$4,54 miliar), dan Vietnam (US$2,66 miliar). Hal ini menunjukkan bahwa negara sekelas singapura menjadikan Alusista sebagai sebuah priritas yang layak di perhatikan. Sebagai negara kepulauan yang memiliki garis pantai 54.700 km, hal ini menjadi evaluasi besar jika indonesia menjadikan pertahanan sebagai prioritas kelas dua kedepannya.

Jika kita menegok tentang pertahanan laut indonesia saat ini kita bisa melihat bahwa sampai saat ini indonesia hanya memiliki dua kapal selam, terlebih lagi jika kita melihat bagaimana kondisi pertahanan laut lainnya dari kapal-kapal yang dimiliki TNI AL saat ini kurang lebih 148 kapal perang berbagai kelas dan jenis 2 kapal layar tiang tinggi, kapal patroli yang panjangnya kurang dari 36 meter yang biasa disebut KAL atau kapal angkatan laut yang berjumlah 317 unit. Kemudian dari beberapa kapal tersebut ternyata adalah kapal ex Jerman dan kapal peninggalan perang dunia kedua. Tentunya melihat tersebut kondisi kapal sudah di pastikan tidak dalam kondisi maksimal.Disamping itu untuk memantau kondisi perairan indonesia memiliki 15 stasiun yang di kendalikan oleh Bakormala (Badan Kordinasi Keamanan Laut Republik Indonesia), diantaranya Rescue Coordinating Centre (RCC) yang terletak di Ttanjung Balai Karimun, Maritime Rescue Coordinating Centre (MRCC) Batam, RCC Natuna, RCC Sambas, GS Bangka Belitung, RCC Bali, RCC Tarakan, RCC Kupang, MRCC Ambon, RCC Jayapura, RCC Tual, RCC Merauke, (Ground Station) GS MRCC Bitung dan Puskodal Jakarta. Dengan menggabungkan kekuaan pertahanan laut yang ada dari segi peralatan tempur dan IT tentunya hal tersebut harus senantiasa di tingkatkan untuk mendapatkan kekuatan pertahanan dan keamanan laut yang kuat. Karena saat ini pertahanan dan keamanan merupakan hal yang sangat mendesak untuk terus senantiasa di tingkatkan.

Harapan besar dengan ditingkatkannya anggaran pertahanan indonesia kedepan indonesia akan mampu meningkatkan kekuatan pertahanan yang dimiliki saat ini. Hal tersebut tentunya akan menjadi sebuah pendukung berbagai diplomasi yang terjadi pada wilayah konflik antara indonesia dan negara sekitarnya. Dengan meningkatnya kondisi pertahanan laut indonesia tentunya akan membuat indonesia menjadi lebih bermartabat di mata negara tetangga. 
Jalesveva Jayamahe!!!!
Sumber :
Tapal Batas Edisi 17 Tahun 2013
9 Perspekti Membangun Maritim Indonesia

You Might Also Like

0 komentar

SUBSCRIBE NEWSLETTER

Get an email of every new post! We'll never share your address.

Popular Posts